Kisah Muallaf
Sekilas Batas : PERJALANAN ABDUL AZIZ LAIA DALAM MENEMUKAN ISLAM II
Dikirim tanggal Oct 23, 2012 8:34:55 AM 1,501 Kali dibaca
Oleh: Ozi Setiadi Hidayah Allah memang bisa datang kepada siapa saja dan kapan saja, juga bagaimana cara hidayah tersebut datang. Aziz yang kala itu sangat kuat keimanannya kepada Islam, menyatakan bahwa hal lain yang membuatnya sangat meyakini kebenaran Islam adalah ketika ia melihat film penyaliban Yesus Kristus. Saat mengikuti film itu, Lianus melihat adegan Yesus saat memasuki gereja, secara spontan Yesus mengangkat kedua tangannya sembari memberikan ceramah kepada para murid-muridnya. Pertanyaan segera mengemuka dalam diri Lianus. "Mengapa agama saya dalam kehidupan sehari-hari tidak sama dengan apa yang dilakukan Yesus, misalnya saja, dalam gereja, Yesus berdoa sembari menengadahkan kedua tangan, bukan bernyanyi," tanya Lianus dalam hati. Rasa penasaran iu semakin bertambah ketika Yesus hendak ditangkap. Dalam film itu, cerita Lianus, Yesus mengatakan akan ada yang datang untuk menggantikannya. Pernyataan Yesus direnungkan betul oleh Lianus. Lalu dia secara spontan bertanya kepada pastornya. "Siapa yang akan menggantikan Yesus?" Lalu seketika pastor menjawab "Messiah". "Lho, Yesus kan Messias juga?" tanyanya kembali. "Saya pun tidak pernah mendapatkan jawaban yang pasti, setelah itu," ujarnya. Hal menarik yang disebutkannya lagi adalah mengenai Tuhan yakni pertanyaan seputar mengapa Tuhan bisa memupunyai anak, lalu anak itu kemudian menjadi Tuhan, dan anehnya Tuhan tersebut justru meninggal? Selanjutnya, ia juga mengutarakan pertanyaan yang sempat ditanyakannya kepada sang pastor, tatkala ia telah mendengarkan rekaman da'i kondang yang menceritakan kisah para Nabi mulai dari Nabi Adam hingga ke Muhammad SAW. "Kok Islam bisa punya cerita seperti itu dan saya tidak tahu?," tanya Aziz laia kepada pastor. Beribu pertanyaan muncul sebagai bentuk perdebatan pikiran dalam diri Aziz, selain ia mendengar, membaca, dan melihat berbagai kisah yang sangat bertolak belakang dengan rasionalitas yang ia miliki, ia juga semakin merasakan keraguan terhadap agama lamanya itu. Hal sederhana yang ia sebutkan kala melihat orang-orang Muslim berwudhu di masjid tempat ia tinggal adalah " inikan yang saya lihat dalam film Nabi Musa AS., saat meminta umatnya untuk membersihkan muka, kaki, dan tangan mereka?", tutur Aziz. Aziz yang memang hidup di lingkungan yang fanatik dengan agama lamanya itu tetap tidak dapat berbuat banyak atas apa yang dijelaskan oleh pastor di tempat ia selalu melaksanakan kebaktian. Aziz yang khusus dipersiapkan untuk menjadi seorang misionaris ini menceritakan bagaimana perjalanannya dahulu. "Dulu saya adalah seorang muda yang bisa dibilang cukup militan karena saya dan teman-teman memang dipersiapkan untuk menjadi seorang biarawan atau yang lebih dikenal dengan sebutan pelayan gereja, namun karena Allah berkehendak saya diselamatkan sehingga saya menjadi seorang muslim. Ke depan saya ingin menjadi sosok yang militan bagi agama Allah ini", kata Abdul Aziz lagi. Meski keluarga Lianus Laia ini tergolong penggiat dakwah bagi agama lamanya, ia tetap tidak bergeming dalam keyakinannya kepada Islam. Anak laki-laki tertua dalam keluarganya ini memang dahulu dipersiapkan untuk menjadi seorang pendakwah guna meneruskan tradisi keluarga. Namun, tak dapat disangka bahwa ternyata ia justru memilih untuk menjadi pedakwah Islam. "Namun, Allah SWT. memalingkan langkah saya untuk mendapatkan hidayah," ungkapnya dengan bangga. Sosok yang sangat tidak menyukai Islam ini, kini berubah layaknya prajurit yang memiliki semangat juang untuk mendakwahkan agama Allah. "Dulu saat saya melewati pemukiman umat muslim, dan melihat pakaian dan simbol-simbol agama Islam, saya langsung ingin mengambil dan membakarnya", lanjut Aziz. Namun, kini ia menjadi sosok yang begitu dekat dengan ajaran Islam. (Bersambung)