Berita
PENGARUH AQIDAH DALAM KEHIDUPAN
Dikirim tanggal Oct 19, 2012 8:36:07 AM 2,371 Kali dibaca
Oleh: H. Syamsyul Arifin Nababan Salah satu elemen penting dalam ajaran Islam adalah akidah. Ajaran ini merupakan persoalan mendasar yang harus diyakini seorang Muslim sebelum ajaran-ajaran lainnya. Ibarat tali kekang, akidah mengendalikan seorang Muslim agar tidak berjalan tanpa arah yang jelas. Sebaliknya, akidah akan mengarahkan seorang Muslim menuju satu tujuan yang dicita-citakan. Terminal dari akidah adalah kebahagiaan dunia dan akhirat. Tidak hanya ajaran yang bersifat normatif, akidah juga memberikan efek positif dalam kehidupan seorang Muslim. Oleh sebab itu, tulisan ini menguraikan bagaimana akidah memberi pengaruh dalam kehidupan seorang Muslim. Pengertian Aqidah Secara bahasa aqidah berasal dari kata aqdun yang berarti aqad atau ikatan. Maksudnya adalah ikatan yang mengikat manusia dengan aturan-aturan Allah Swt dan nilai-nilai Islam. Sedangkan secara istilah aqidah adalah sesuatu yang wajib diyakini atau diimani tanpa keraguan, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dalam amal perbuatan sehari-hari. Aqidah merupakan motor penggerak dan otak dalam kehidupan manusia. Apabila terjadi sedikit penyimpangan padanya, maka menimbulkan penyelewengan dari jalan yang lurus pada gerakan dan langkah yang dihasilkan. Aqidah bagaikan pondasi bangunan. Aqidah harus dirancang dan dibangun terlebih dahulu sebelum merancang dan membangun bagian yang lain. Kualitas pondasi yang dibangun akan berpengaruh terhadap kualitas bangunan yang ditegakkan. Bangunan yang ingin dibangun itu sendiri adalah Islam yang sempurna (kamil), menyeluruh (syamil), dan benar (shahih). Aqidah merupakan misi dakwah yang dibawa oleh Rasul Allah Swt yang pertama sampai dengan yang terakhir. Aqidah tidak berubah-ubah karena pergantian zaman dan tempat, atau karena perbedaan golongan atau masyarakat. Allah berfirman dalam Surah Asy Syura/ 42: 13 sebagai berikut: "Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu tegakkanlah agama Islam dan janganlah kamu berselisih di dalamnya." (Q.S. Asy Syura [42]:13) Akidah dalam Kehidupan Perlu dipahami bahwa dakwah Rasulullah selama di Mekkah ditujukan untuk menguatkan akidah. Pada saat itu belum diturunkan aturan-aturan hukum yang mengatur kehidupan pribadi dan bermasyarakat, seperti muamalah, puasa dll. Bahkan sholat pun diturunkan Allah kepada Rasul menjelang hijrah ke Madinah. Disini disadari bahwa peranan aqidah sangat penting dalam pembinaan manusia dan masyarakat. Benar bahwa Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Tapi akhlak yang sempurna ini tidak akan dapat terwujud tanpa disandarkan pada landasan aqidah yang kuat. Bila aqidah sudah dapat diwujudkan dalam amal maka dengan otomatis akhlak manusia pun akan dapat mengikutinya. Salah satu hal yang harus diketahui dalam mengkaji akidah adalah melakukan reinterpretasi terhadap makna syahadah. Syahadah sendiri merupakan salah satu bagian dari rukun islam, bahkan merupakan rukun islam yang pertama. Dengan kata lain, syahadah menempati kedudukan utama sebagai awal keislaman dan keimanan seseorang. Dengan mengucapkannya, seseorang disebut sebagai Muslim dan mempunyai kewajiban-kewajiban yang sama dengan Muslim lainnya. Syahadah ini, merupakan pembatas (border) antara domain (wilayah) jahiliyah dengan domain Islam. Bila seseorang tidak menganut Islam walaupun ia berpendidikan atau mempunyai kedudukan tinggi, tetap saja orang tersebut tergolong dalam domain jahiliyah. Namun bila seseorang telah berislam/ bersyahadah walaupun dia seorang yang miskin dan tidak punya apa-apa, tidak berkuasa dan tidak berkedudukan, maka dia akan mempunyai nilai yang terhormat di sisi Allah. Dalam konteks ini Rasulullah bersabda, " Siapa yang ridlo Allah sebagai Tuhannya,Nabi Muhammad sebagai Rasulnya, dan Islam sebagai agamanya maka dia wajib masuk sorga". Persoalan selanjutnya adalah, bagaimana akidah memberi pengaruh dalam kehidupan seorang Muslim? Berikut ini penulis uraikan bagaimana akidah menjadi bingkai sekaligus kendali dalam setiap perilaku kaum Muslim. Pertama, jujur dalam segala ucapan dan tindakan. Menurut al-Maududi, orang yang memiliki akidah benar tidak mungkin ada ruang baginya untuk melakukan perbuatan curang dan perkataan dusta, sebab dia meyakini Allah itu senantiasa melihat segala aktivitasnya sekecil apapun perbuatan itu dan akan dibalas sesuai dengan amalnya. Sebagaimana nasehat Lukman kepada anak-anaknya yang termaktub dalam surat Lukman / 31:16 ; "Hai anakku,sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi,dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan melihat dan membalasnya, sesungguhnya Allah maha halus lagi maha mengetahui". Kedua, rendah hati kepada sesama manusia. Orang yang akidahnya benar tidak mungkin menjadi angkuh, tidak mensyukuri nikmat dan tidak terpedaya dengan kekuatan dan kemahiran yang dimilikinya. Karena dia tahu dan yakin semua itu adalah karunia Allah kepadanya. Malah dia sadar Allah berkuasa mengambilnya kembali apabila Dia menghendaki. Manusia yang akidahnya tidak benar akan mengingkari nikmat, menyombongkan diri dan mengangkat kepala apabila memperolehi nikmat. Ia menganggap nikmat itu hasil usaha dan kecakapannya. Ketiga, tidak berputus asa dan hilang harapan. Orang yang akidahnya benar tidak mudah dihinggapi rasa putus asa dan hilang harapan dalam setiap keadaan. lman memberikan ketenteraman yang luar biasa pada hatinya. lman mengisi hatinya dengan ketenangan dan harapan meskipun dia dihina di dunia dan diusir dari semua pintu kehidupan sehingga kelihatan jalan hidupnya sempit dan seluruh saluran materi terputus darinya. Dia yakin Allah tidak pernah terlena dan tidak membiarkan hidupnya terlantar. Oleh karena itu, ia senantiasa mencurahkan tenaganya dengan bertawakkal kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya dalam semua urusan. Penutup Akidah adalah sumber energi jiwa yang senantiasa memberikan kita kekuatan untuk bergerak menyemai kebaikan, kebenaran dan keindahan dalam kehidupan. Atau bergerak mencegah kejahatan, kebatilan dan kerusakan dipermukaan bumi. Akidah adalah gelora yang memberi inspirasi kepada pikiran-pikiran kita untuk mempertajam bashirah (mata batin). Akidah adalah cahaya yang menerangi dan melapangkan jiwa kita untuk "taqwa". Akidah adalah bekal yang menjalar di seluruh bagian tubuh kita untuk melahirkan "harakah". Akidah menentramkan perasaan, menguatkan tekad dan menggerakkan raga kita. Akidah mengubah individu menjadi baik, dan kebaikan individu menjalar dalam kehidupan masyarakat, maka masyarakat menjadi erat dan dekat. Dengan akidah, yang kaya diantara mereka menjadi dermawan, yang miskin diantara mereka adalah "iffah" (menjaga kehormatan dan harga diri), yang berkuasa diantara mereka adalah adil, yang ulama diantara mereka adalah taqwa, yang kuat diantara mereka adalah penyayang, yang pintar diantara mereka adalah rendah hati, yang bodoh diantara mereka adalah pembelajar.